休闲

Konflik Iran

字号+ 作者:quickq下载地址 来源:娱乐 2025-06-17 09:15:00 我要评论(0)

Warta Ekonomi, Jakarta - Pengamat Ekonomi dan Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi quickq怎么安装

Warta Ekonomi,quickq怎么安装 Jakarta -

Pengamat Ekonomi dan Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, menilai Konflik antara Iran dan Israel memicu lonjakan harga minyak berpotensi tembus hingga US$ 100 per barel jika perang tak kunjung mereda.

”Sekarang sudah sekitar 76 dolar per barel. Nah, kalau perang meluas, melibatkan beberapa negara di Timur Tengah, saya perkirakan harga bisa mencapai sekitar 100 dolar per barel atau lebih. Kalau memang benar sampai 100 dolar per barel, maka ini akan mempengaruhi negara-negara lain, termasuk Indonesia,” ucapnya pada media, Senin (16/06/2025).

Konflik Iran

Konflik Iran

Baca Juga: Serangan Udara Iran ke Israel Tewaskan 6 Orang dan 140 Terluka

Konflik Iran

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent pada perdagangan hari ini tercatat naik 7,02% menjadi US$ 74,23 per barel. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) melonjak 7,62% ke posisi US$ 72,98 per barel. Keduanya mencatatkan lonjakan intraday tertinggi sejak tahun 2022.

Konflik Iran

Fahmy mengatakan, bila harga minyak benar-benar tembus US$100 per barel, Indonesia akan dihadapkan pada dilema besar, terutama terkait kebijakan subsidi bahan bakar.

“Kalau harga masih di bawah USD 100, katakanlah di kisaran US$ 90-an, barangkali pemerintah masih bisa mempertahankan harga BBM subsidi. Tapi kalau sudah menembus US$ 100, ini perlu penyesuaian harga. Kalau tidak, beban APBN akan membengkak. Sebaliknya, jika harga BBM subsidi dinaikkan, risikonya memicu inflasi dan menurunkan daya beli masyarakat, ini sangat berbahaya,” jelasnya.

Menurutnya, lonjakan harga minyak global cukup masuk akal karena kawasan yang berkonflik merupakan produsen utama minyak dunia dan jalur distribusinya juga tergolong strategis.

Baca Juga: Israel-Iran Saling Serang, Harga Minyak Naik Tajam

“Kawasan ini adalah pusat produksi dan distribusi minyak dunia. Jika rantai pasok terganggu akibat konflik, maka wajar jika harga melonjak. Jadi asumsi harga menembus US$ 100 per barel itu cukup realistis jika eskalasi perang terus berlanjut,” pungkas Fahmi.

1.本站遵循行业规范,任何转载的稿件都会明确标注作者和来源;2.本站的原创文章,请转载时务必注明文章作者和来源,不尊重原创的行为我们将追究责任;3.作者投稿可能会经我们编辑修改或补充。

相关文章
  • Sandiaga: Soal UMP, Kami Ingin Win

    Sandiaga: Soal UMP, Kami Ingin Win

    2025-06-17 08:26

  • Cerita Mahfud MD Pakai Baju Putih 5 Tahun Lalu yang Gagal karena Ditikung Ma'ruf Amin

    Cerita Mahfud MD Pakai Baju Putih 5 Tahun Lalu yang Gagal karena Ditikung Ma'ruf Amin

    2025-06-17 08:05

  • Rakernas, Jokowi Diusulkan jadi Ketua Umum PDI Perjuangan

    Rakernas, Jokowi Diusulkan jadi Ketua Umum PDI Perjuangan

    2025-06-17 07:51

  • KPK Segel Ruang Kerja Wali Kota Blitar

    KPK Segel Ruang Kerja Wali Kota Blitar

    2025-06-17 06:30

网友点评