时尚

Panen Kriktik, TPF Novel: Kami Tidak Mau Didikte!

字号+ 作者:quickq下载地址 来源:探索 2025-06-02 07:21:49 我要评论(0)

Warta Ekonomi, Jakarta - Alih-alih mengungkap pelaku penyiraman air keras, tim pencari fakta (TPF) j quickq下载地址ios

Warta Ekonomi,quickq下载地址ios Jakarta -

Alih-alih mengungkap pelaku penyiraman air keras, tim pencari fakta (TPF) justru menyebut bahwa Novel Baswedan diduga menggunakan kewenangan berlebih sehingga memicu penyerangan.

Pernyataan tim investigasi ini pun menuai kritikan dari banyak pihak termasuk dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), PW KPK dan Tim Advokasinya.

Panen Kriktik, TPF Novel: Kami Tidak Mau Didikte!

Panen Kriktik, TPF Novel: Kami Tidak Mau Didikte!

Menanggapi kritikan tersebut, juru bicara TPF, Hendardi mengatakan pihaknya tidak begitu mempersoalkan. Karena menurut Hendardi akan selalu ada pihak yang kontra dengan hasil investigasi yang berlangsung selama enam bulan tersebut. Kritikan tersebut adalah wajar dan hak setiap orang.

Panen Kriktik, TPF Novel: Kami Tidak Mau Didikte!

Baca Juga: Wow! Ini Daftar 6 Kasus yang Diduga Jadi Dalang Penyerangan Novel Baswedan

Panen Kriktik, TPF Novel: Kami Tidak Mau Didikte!

“Ya biar saja mau bicara apa. Kritik kan boleh, bahkan hak,” kata Hendardi saat dikonfirmasi dalam pesan tertulis, Rabu (18/7).

Yang perlu diketahui ujarnya, bahwa TPF telah berusaha untuk kembali menyingkap dan menggali ulang penyerangan pada 11 April 2017 itu. Namun memang untuk menemukan alat bukti yang cukup hingga mengungkap tersangka tidak mudah.

TPF jelasnya, tidak ingin berasumsi atau beropini selama masa penyelidikan ulang. Semua hasil penyelidikan yang diungkapkan dalam konferensi pers kemarin menurutnya adalah berdasarkan keterangan saksi dan juga penelusuran ulang TKP hingga analisis IT.

Baca Juga: Kapolri Bentuk TPGF Kasus Novel, Kontras: 6 Bulan Kerja Mengecewakan

Bahkan dia meminta, apabila ada masyarakat yang mengetahui suatu petunjuk agar bisa melaporkan kepada tim.  “Semua kasus yang ditangani Novel berusaha kita tengok dan gali infonya termasuk motif. Termasuk Novel dan siapapun kami minta infonya jika memiliki petunjuk, tapi yang diberikan adalah asumsi atau opini,” kata Hendardi.

TPF, jelas dia, tidak ingin didikte oleh siapapun untuk membongkar kasus dan menemukan tersangka.   “TPF tidak mau didikte siapapun untuk mengarahkan pelaku pada siapapun atau motif apapun yang tidak cukup memiliki petunjuk,” tegasnya.

Sebelumnya, TPF menduga ada motif probabilitas dari kasus-kasus yang ditangani oleh penyidik senior KPK itu. Sehingga ada kemungkinan dari kasus-kasus high profile tersebut yang memicu serangan balas dendam.

Baca Juga: 6 Bulan Bekerja, TGPF Novel Baswedan Gagal Ungkap Pelaku, Apalagi Aktor Intelektual

Mengapa muncul serangan balas dendam? menurut mereka karena adanya kemungkinan penggunaan kewenangannya berlebih yang dilakukan Novel pada saat mengejar kasus-kasus high profile tersebut.

“Adanya dugaan penggunaan kewenangan secara berlebihan atau excessive use of power,” kata Nur Cholis.

Pengunaan kewenangan berlebihan ini menurut Nur Cholis, bukan karena masalah pribadinya melainkan karena kasus-kasus yang ditangani Novel di KPK. Paling tidak, kata Cholis, ada enam kasus yang dicurigai oleh tim yang memicu serangan pada 11 April 2017 dan mengakibatkan mata kiri Novel cacat.

1.本站遵循行业规范,任何转载的稿件都会明确标注作者和来源;2.本站的原创文章,请转载时务必注明文章作者和来源,不尊重原创的行为我们将追究责任;3.作者投稿可能会经我们编辑修改或补充。

相关文章
  • Komunitas Ulama Kampung Rejo Semut Ireng Klaten Dukung Prabowo

    Komunitas Ulama Kampung Rejo Semut Ireng Klaten Dukung Prabowo

    2025-06-02 07:02

  • FOTO: Ritual Membersihkan Rupang Sambut Imlek di Amurva Bhumi

    FOTO: Ritual Membersihkan Rupang Sambut Imlek di Amurva Bhumi

    2025-06-02 06:52

  • FOTO: Jenaka Badut 'Menginvasi' Gereja di London

    FOTO: Jenaka Badut 'Menginvasi' Gereja di London

    2025-06-02 05:17

  • Wamen Helvi Ungkap 3 Hal yang Harus Diperkuat dalam Sinergi UMKM

    Wamen Helvi Ungkap 3 Hal yang Harus Diperkuat dalam Sinergi UMKM

    2025-06-02 04:59

网友点评